Barada Seorang Polisi
Semenjak Jojo diminta Ibu mengantar beliau untuk rapat Bayangkari, Ibu yang notabene adalah istri dari boss Jojo, tampaknya cukup senang dengan kehadiran Jojo di rumahnya.
Jojo adalah polisi muda tampan dan gagah yang ditugaskan suaminya untuk menjadi ajudan sekaligus driver dirinya.
Sepertinya suaminya yang memiliki karir cukup cemerlang itu kini semakin sibuk dengan berbagai kegiatan sehingga mau tak mau ia menjadi semakin sulit untuk mengatur waktu antara tugas dinas dan keluarga.
Tak dipungkiri pula jika keberadaan Jojo yang gagah tampan di sisinya, cukup membuat ia sedikit terhibur dan merasa bangga di mata teman-temannya sesama anggota Bhayangkari. Anehnya lagi, disamping Jojo ia seolah merasa lebih cantik dan lebih muda di usianya yang kini sudah kepala empat.
Dimata Puput, Jojo adalah sosok pemuda yang sempurna. Ia memiliki fisik yang akan selalu dikagumi kaum hawa. Bahkan untuk wanita seusia dirinya, seperti halnya koleganya sesama ibu-ibu bhayangkari yang bahkan dengan blak- blakan berani memuji Jojo dihadapannya. Puput bukannya marah mengetahui itu, tapi ia justru semakin bangga.
Rupanya ketika wanita seusia dirinya yang telah demikian matang dan dewasa secara seksual, justru mereka bisa lebih sensitif terhadap segala sesuatu yang mengarah pada segala hal yang menyangkut kedewasaan itu.
Puput tak bisa menampik itu. Ia pun pernah terlintas sebuah fantasi nakal tatkala memperhatikan fisik pemuda yang satu ini.
Satu satunya kekurangan Jojo dimata Puput adalah ia agak pemalu dan sering tampak grogi jika terlalu dekat dengan wanita. Hal itu Puput ketahui tatkala pernah suatu ketika mereka ngobrol berdua di dalam mobil sembari menunggu acara rapat pemilihan ketua dimulai.
Jujur, ketika itu Puput berharap Jojo bisa lebih romantis dan agresif untuk merayu dirinya..
Tapi tunggu punya tunggu, Jojo rupanya tetap bersikap formal dan berusaha sopan. Sepintas, Jojo hanya berani mencuri pandang pada dirinya hanya lewat kaca spion.
Andai Jojo bisa bersikap sedikit nakal seperti bad boy di film-film barat, ia pasti akan rela terlena, terbuai, dan menggelepar seperti dalam lamunannya selama ini..
Tapi ada satu keyakinan dalam diri Puput, jika suatu saat nanti ia akan bisa melewati sikap pasif Jojo, karena ia yakin Jojo adalah pemuda yang normal.
Suatu ketika Puput pernah menangkap mata Jojo yang melotot melihat bagian bawah tubuhnya yang saat itu mengenakan legging ketat warna hitam. Lekuk tubuhnya yang menonjolkan kelebihannya sebagai wanita ternyata masih cukup menarik mata nakal Jojo untuk menatapnya selama beberapa detik. Dan itu lebih lama dari seharusnya. Meski itu hanya melalui cermin lemari pakaian yang saat itu Jojo sedang membantunya menyetrika di kamar, tapi itu suatu tanda jelas bagi Puput untuk langkah selanjutnya.
Puput saat itu sebenarnya cukup tertantang untuk melanjutkan eksperimennya. Ia pun lantas mencoba untuk mengganti pakaian di hadapan Jojo.
Sayangnya Jojo justru terlihat malu dan mungkin juga takut diketahui orang lain. Ia lantas memalingkan muka lalu berpura pura izin pergi ke luar kamar.
Dan itu membuat Puput menarik nafas panjang seraya menyimpan sebuah dendam hasrat yang begitu menggebu.
Hal itu sepertinya bukan hanya karena Jojo yang terlalu menarik, tapi mungkin karena dirinya yang memang jarang disentuh sang suami yang terlalu sibuk. Atau mungkin juga kombinasi keduanya..
Semenjak itu beberapa malam sering Puput lalui dengan harapan Jojo akan mengetuk pintu kamarnya..
Tapi harapan hanya tinggal garapan.
Berharap itu terjadi di rumah ini pastinya bukanlah sesuatu yang mudah mengingat ada beberapa ajudan lain dan ART yang bertugas. Belum lagi CCTV yang dipasang suaminya di beberapa titik.
Sebenarnya andai Jojo seorang yang lebih nakal dan piawai dalam urusan lawan jenis, Puput cukup punya alasan untuk bisa meladeninya mengingat suaminya kini bukan hanya semakin jarang pulang dan kurang perhatian, tapi ia juga mulai mencium gelagat ada yang tak beres. Dalam hatinya ia yakin jika suaminya kini telah memiliki WIL.
Hingga suatu malam..
Puput sengaja memanggil Jojo untuk menghadapnya. Tak lama Jojo pun sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan sedikit tergopoh.
Puput menatap pemuda tampan itu yang tampak tegang dan kikuk. Rupanya dalam kondisi yang kurang menguntungkan di rumah ini, ia tak cukup memiliki keberanian dan ketenangan meski hanya untuk sekadar menyelinap masuk kamar.
Yah cukup difahami memang, di rumah ini banyak mata yang mengintai gerak gerik satu sama lain. Motif cari muka, cari perhatian, dan cari kesempatan ada pada banyak hal. Dan itu ada pada isi kepala masing-masing mereka.
Puput tak cukup sabar untuk tak memanggil Jojo yang masih tampak ragu..
Puputpun melangkah mendekati Jojo yang kini terlihat semakin tegang. Namun demikian, mata Jojo tampak memancarkan sebuah gairah melihat Puput yang hanya mengenakan pakaian tipis yang menonjolkan lekuk lekuk tubuh yang nasih cukup memiliki pesona bagi sebagian pria penyuka tipe wanita dewasa.
Langkah Puput terhenti karena tubuh kekar Jojo kini sudah memeluknya. Ia pun tersengal merasakan tubuhnya terdesak oleh tubuh Jojo.
Beberapa saat berikutnya tubuh mereka sontak saling dorong untuk saling menjauh.
Hal itu dipicu suara hentakan sepatu yang terdengar menaiki tangga menuju ke lantai atas dimana kamar tempat mereka berdua berada.
Sejurus kemudian si pencari muka yang juga sering mencoba merayu Puput itu terdengar memanggil manggil Jojo..
(Bersambung/tamat)