Qatar Mengalahkan Indonesia Dan Korea Selatan
Dari aktifitas saya dalam bermedia sosial, beberapa waktu yang lalu saya sempat intens chatting dengan seorang gadis asal Qatar.
Bukan kecantikan gadis itu semata yang membuat Saya betah berlama-lama lama ngobrol secara daring dengannya.
Selain profilnya sebagai gadis arab, keterbukaan dan kepribadiannya yang memang sangat menarik dan asyik diajak ngobrol menjadikan Saya seperti mengunjungi Qatar sebelum waktunya.
Aina adalah nama gadis dengan wajah arab berambut pirang itu.
Bagi saya Aina cukup menarik mengingat dalam benak saya dia adalah seorang gadis bangsa Arab. Ya Qatar memang adalah sebuah negara emirat di Timur Tengah yang terletak di Jazirah Arab. Satu-satunya batas darat mereka adalah Arab Saudi di selatan, dan sisanya berbatasan dengan Teluk Persia. Teluk ini juga yang memisahkan Qatar dari negara pulau Bahrain.
Jika melihat sejarahnya, Qatar pernah berada di bawah kekuasaan Utsmaniyah, lalu baru pada awal abad 20 mereka di kuadai Inggris dan kemudian merdeka pada tahun 1971.
Karena sikap Aina yang ceria dan cukup respek, chatting dengan dia seolah membuka jalan bagi saya untuk bisa mewujudkan harapan saya untuk bisa segera berkunjung ke negeri petrodolar tersebut.
Sebagaimana kita tahu Qatar adalah tuan rumah untuk Piala dunia 2023, dan kandidat tuan rumah piala Asia 2024, menyingkirkan Indonesia dan Korea Selatan.
Seperti kita ketahui bersama, karena ditopang oleh sumber daya alamnya yaitu cadangan gas alam dan minyaknya yang menempati tiga besar dunia, menjadikan Qatar sebagai negara dengan pendapatan ekonomi tinggi dan paling baik di antara negara Arab lainnya.
Ketika saya cek fakta dan data, ternyata benar. Pendapatan perkapita mereka melebihi negeri termakmur di Eropa yaitu Luxemburg, dengan angka mencapai Rp1,7 miliar.
Tidak heran rasanya jika mereka memiliki maskapai terbaik, dan mampu membeli Neymar di PSG. Untuk persiapan Piala dunia, mereka juga membangun sembilan stadion baru yang mewah nan megah.
Berkat dukungan finansial yang kuat pula berikut keberadaan stasiun tv Al Jazeera yang cukup berpengaruh, menjadikan negeri ini cukup di perhitungkan dalam kancah politik di kawasan maupun secara global.
Meski demikian, karena kebijakan politik Qatar yang juga mendukung beberapa milisi bersenjata, pada tahun 2017, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Qatar dan melabeli negara ini sebagai negara teroris.
Hal itu menyebabkan krisis diplomatik pada tahun 2017.
Bagi orang barat, mungkin cap buruk itu akan menciutkan nyali mereka untuk mengunjungi Qatar, tapi bagi saya justru itu menjadi bagian dari daya tarik.
Dari beberapa malam panjang chatting dengan Aina, ada beberapa fakta menarik yang membuat saya ingin segera membuktikannya secara nyata. Menurut Aina, di Qatar tidak ada hutan, bahkan satu pohon pun tidak ada.
"Are you serious?"
"Yes. Of course, so don't think you're cant ake my camper to the forest 😄," jawab dia.
"Kok bisa?" batin saya.
Ya, bahkan tidak satupohonpun, tambah Aina lagi.
Qatar bersama dengan San Marino, Greenland, dan Oman, sebagai tempat di dunia yang tidak memiliki hutan.
Faktanya, 99% penduduk Qatar adalah orang kota, karena mereka tinggal di ibu kota Doha, karena bagian lain negara ini hanyalah gurun.
Meski Qatar memiliki even balapan kelas dunia sekelas Moto GP, olahraga favorit penduduk setempat adalah balap unta.
Menurut Aina, sampai tahun 2004, ia masih melihat anak-anak sebagai joki unta.
Saya sempat terlena dengan janji Aina untuk menyediakan akomodasi untuk saya dan bersedia mengantar saya keliling Qatar jika nantinya jadi berangkat ke sana.
Jika pun iya, itu tidaklah terlalu mengherankan karena bagi dia andai mau, harga satu liter bensin disana tidak ebih mahal dari membeli dua latte Starbucks.
Ternyata Aina bekerja di sebuah kantor perusahaan pertambangan dan ia adalah anak seorang ekspatriat asal Amerika yang menikah dengan ibunya yang warga Qatar.
Apakah ini bagian dari kejutan Piala Dunia?
Atau akan tetap jadi mimpi di siang bolong, patut ditunggu. 😊